Dunia kampus pada dasarnya didesain untuk menghasilkan ”lulusan” yang mampu bersaing di dunia usaha. Kemampuan bersaing yang dimiliki oleh para ”lulusan” tentunya tidak cukup hanya sebatas teori dan teori yang diperoleh dari ”bangku” kuliah, sehingga pengalaman bersaing secara nyata sangat diperlukan untuk mengasah kepekaan berbisnis. Dunia kampus yang dihuni oleh banyak manusia dari berbagai golongan tentunya menghadirkan peluang usaha yang dapat dimanfaatkan, terutama bagi ”mahasiswa” yang mau mengasah kepekaan berbisnis.
Peluang usaha yang dapat ”dilakoni” di area sekitar kampus harus mempertimbangkan berbagai aspek, mulai dari besar dan sumber permodalan, lokasi usaha, keunikan yang dihadirkan, konsumen, harga jual, dan sistem pengelolaan. Salah satu bisnis yang dapat dijalankan di area kampus adalah bisnis percetakan. Mengingat dunia kampus tidak terlepas dari berbagai macam kegiatan yang memerlukan hasil print out, seperti pengerjaan tugas, proposal, laporan kerja, skipsi, dan lain-lain.
Mengingat banyaknya usaha sejenis yang telah ada, maka pelu diadakan perubahan konsep dari usaha percetakan yang telah ada, misalnya dari segi kenyamanan, harga, dan kualitas hasil cetak. Kenyamanan yang diberikan dapat berupa pengadaan AC, kebersihan ruangan, serta pelayanan yang ramah. Kenyamanan yang dirasakan oleh konsumen akan memberi kepuasan tersendiri sehingga dapat berdampak positif bagi kelangsungan usaha. Harga yang dipatok tentunya harus disesuaikan dengan sasaran yang akan dijadikan konsumen namun kualitas yang diberikan harus tetap sebaik mungkin, sehingga keuntungan dapat diraih sekaligus menjaga konsumen tetap setia menggunakan jasa yang kita berikan.
Senin, 11 Januari 2010
Wirausaha Dengan Menerapkan Hasil Dari Bangku Kuliah (usaha kecil dengan produk kreatif)
Indonesia merupakan sebuah negara berkembang, dimana perekonomian akan lebih cepat tumbuh apabila banyak masyarakat yang membuat usaha kecil dengan produk kreatif. Hal ini telah terbukti di Negara Cina, dimana tingkat perekonomian negara tersebut semakin tumbuh pesat seiring adanya usaha kecil (http://one.indoskripsi.com, 2008). Produk yang dihasilkan oleh usaha kecil akan memiliki prospek yang baik dan dapat terus dikembangkan apabila disesuaikan dengan kebutuhan pasar serta memiliki konsep yang menarik.
Bank Dunia mendefinisikan usaha kecil didefinisikan sebagai usaha dengan total penjualan mulai dari USD 100.000 hingga USD 3,000,000 per tahun dan mempekerjakan 10-50 orang (Robinson, 2001). Menurut UU No 20 Tahun 2008, usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha menengah atau usaha besar, yang memenuhi kriteria: (a) memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp.50.000.000,- atau paling banyak Rp.500.000.000,- tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau (b) memiliki hasil penjualan lebih dari Rp.300.000.000,- sampai dengan paling banyak Rp.2.500.000.000,-
Perkembangan teknologi dan informasi dewasa ini memunculkan produk yang mempermudah kegiatan manusia di berbagai bidang. Produk tersebut dibuat karena keterbatasan manusia dalam melakukan suatu pekerjaan atau menyampaikan informasi. Dalam perjalanan menciptakan suatu produk yang dibutuhkan, banyak hal yang perlu dikorbankan antara lain waktu, pikiran, biaya, sumber daya alam, kegagalan dan lain-lain. Kegagalan yang terjadi menyebabkan berlipatnya pengorbanan yang harus dikeluarkan dalam proses menciptakan suatu produk. Apabila produk tersebut dijadikan produk komersil, maka secara otomatis segala bentuk pengorbanan yang dikeluarkan oleh produsen akan dikonversi ke dalam nilai uang (ongkos produksi) yang nantinya diperhitungkan menjadi harga jual produk tersebut. Untuk menghasilkan harga yang lebih rendah, maka hal yang dapat dilakukan adalah melakukan penurunan biaya produksi. Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk mengurangi biaya produksi adalah: (1) memperkirakan biaya manufaktur, (2) mengurangi biaya komponen, (3) mengurangi biaya perakitan, dan (4) mengurangi biaya pendukung produksi.
Membuka usaha kecil dengan produk kreatif (baik produk manufaktur ataupun jasa) bagi para “lulusan” perguruan tinggi merupakan langkah yang cukup tepat dalam berwirausaha, hal ini dikarenakan modal yang tidak begitu besar, peluang pasar yang terbuka (didukung dengan adanya pasar bebas), tentunya dapat menciptakan lapangan pekerjaan yang secara langsung mengurangi jumlah pengangguran. Ilmu dan praktek sederhana yang diperoleh selama duduk di bangku kuliah tentunya akan sangat membantu dalam merencanakan secara matang bentuk usaha yang akan dilakoni.
Keberadaan usaha kecil dengan produk kreatif selain dapat membuka lapangan pekerjaan, juga dapat meningkatkan kualitas perekonomian daerah dan Negara. Produk kreatif yang diproduksi tentunya harus disesuaikan dengan kebutuhan pasar dan dengan standard yang baik untuk mencipkan kepuasan pelanggan. Produk yang dapat diproduksi dapat berupa mainan anak-anak, alat-alat rumah tangga, aksesoris, barang elektronik, dan lain-lain. Kemampuan membaca peluang pasar dan keberanian mengambil resiko dengan perhitungan yang matang akan membawa dampak yang positif bagi kelangsungan usaha yang dijalankan.
Bank Dunia mendefinisikan usaha kecil didefinisikan sebagai usaha dengan total penjualan mulai dari USD 100.000 hingga USD 3,000,000 per tahun dan mempekerjakan 10-50 orang (Robinson, 2001). Menurut UU No 20 Tahun 2008, usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha menengah atau usaha besar, yang memenuhi kriteria: (a) memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp.50.000.000,- atau paling banyak Rp.500.000.000,- tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau (b) memiliki hasil penjualan lebih dari Rp.300.000.000,- sampai dengan paling banyak Rp.2.500.000.000,-
Perkembangan teknologi dan informasi dewasa ini memunculkan produk yang mempermudah kegiatan manusia di berbagai bidang. Produk tersebut dibuat karena keterbatasan manusia dalam melakukan suatu pekerjaan atau menyampaikan informasi. Dalam perjalanan menciptakan suatu produk yang dibutuhkan, banyak hal yang perlu dikorbankan antara lain waktu, pikiran, biaya, sumber daya alam, kegagalan dan lain-lain. Kegagalan yang terjadi menyebabkan berlipatnya pengorbanan yang harus dikeluarkan dalam proses menciptakan suatu produk. Apabila produk tersebut dijadikan produk komersil, maka secara otomatis segala bentuk pengorbanan yang dikeluarkan oleh produsen akan dikonversi ke dalam nilai uang (ongkos produksi) yang nantinya diperhitungkan menjadi harga jual produk tersebut. Untuk menghasilkan harga yang lebih rendah, maka hal yang dapat dilakukan adalah melakukan penurunan biaya produksi. Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk mengurangi biaya produksi adalah: (1) memperkirakan biaya manufaktur, (2) mengurangi biaya komponen, (3) mengurangi biaya perakitan, dan (4) mengurangi biaya pendukung produksi.
Membuka usaha kecil dengan produk kreatif (baik produk manufaktur ataupun jasa) bagi para “lulusan” perguruan tinggi merupakan langkah yang cukup tepat dalam berwirausaha, hal ini dikarenakan modal yang tidak begitu besar, peluang pasar yang terbuka (didukung dengan adanya pasar bebas), tentunya dapat menciptakan lapangan pekerjaan yang secara langsung mengurangi jumlah pengangguran. Ilmu dan praktek sederhana yang diperoleh selama duduk di bangku kuliah tentunya akan sangat membantu dalam merencanakan secara matang bentuk usaha yang akan dilakoni.
Keberadaan usaha kecil dengan produk kreatif selain dapat membuka lapangan pekerjaan, juga dapat meningkatkan kualitas perekonomian daerah dan Negara. Produk kreatif yang diproduksi tentunya harus disesuaikan dengan kebutuhan pasar dan dengan standard yang baik untuk mencipkan kepuasan pelanggan. Produk yang dapat diproduksi dapat berupa mainan anak-anak, alat-alat rumah tangga, aksesoris, barang elektronik, dan lain-lain. Kemampuan membaca peluang pasar dan keberanian mengambil resiko dengan perhitungan yang matang akan membawa dampak yang positif bagi kelangsungan usaha yang dijalankan.
Jiwa Wirausaha Tertanam Dalam Diri (Kapan?)
Wirausaha adalah seseorang yang bebas dan memiliki kemampuan untuk hidup mandiri dalam menjalankan kegiatan usahanya atau bisnisnya atau hidupnya. Seperti yang telah Saya paparkan dalam tulisan “SARJANA = PENGANGGURAN = BAWAHAN = PENGUSAHA”, maka jiwa wirausaha sangat penting untuk dimiliki seseorang yang tidak ingin menjadi pengangguran ataupun bawahan. Kemauan yang kuat dan kerja keras sangat diperlukan untuk menjadi seorang wirausaha yang berhasil. Mereka yang lebih senang bekerja “santai” dan merasa cepat puas dengan apa yang telah diperoleh, ya harus jangan berharap banyak untuk dapat sukses. Oleh karena itu, Jiwa wirausaha mulai ditanamkan ketika seseorang memiliki pola pikir bahwa “dirinya” harus selalu maju setiap saat”. Apabila pola pikir tersebut tidak dimiliki seseorang yang ingin berwirausaha, maka ibarat “sayur tanpa kuah”, atau lebih tepatnya dengan pernyataan “maaf anda belum akan beruntung”.
Dunia wirausaha yang penuh dengan persaingan dan “kejutan” tentunya harus disikapi dengan ketenangan dan kematangan dalam mengambil keputusan. Kemampuan tersebut akan dimiliki dan semakin baik seiring dengan pengalaman berwirausaha. Pengalaman berwirausaha yang dilalui tidak hanya pengalaman manis, pasti ada pula pengalaman pahit. Disinilah kunci sukses yang harus dimiliki seorang wirausaha, pengalaman pahit yang dialami apabila tidak dibarengi dengan kematangan jiwa wirausaha, kemauan yang kuat, kerja keras, dan ketengangan akan mengakibatkan semakin pahit kejadian yang deialami dan tidak sedikit yang berujung pada kegagalan. Namun sebaliknya, bagi yang memiliki kunci sukses dalam berwirausaha, pengalaman pahit merupakan batu loncatan dalam meningkatkan motivasi, kerja keras, dan kemauan untuk selalu berpikir kreatif di bidang usaha yang dijalani.
Keberhasilan dalam berwirausaha merupakan kenikmatan yang sangat sulit untuk dibayangkan tetapi mudah untuk diraih apabila dalam berwirausaha keberadaan rasa putus asa dibuang jauh-jauh dan diganti dengan konsistensi, kunci sukses, serta dibarengi dengan do’a agar jiwa kita tenang dan semakin kuat jiwa wirausaha yang dimiliki. “Pil pahit (obat) banyak yang menyembuhkan orang dari sakit apabila dikonsumsi sesuai aturan, begitu pula pengalaman pahit yang dapat mengangkat martabat orang apabila dihadapi dengan cara yang benar”.
Dunia wirausaha yang penuh dengan persaingan dan “kejutan” tentunya harus disikapi dengan ketenangan dan kematangan dalam mengambil keputusan. Kemampuan tersebut akan dimiliki dan semakin baik seiring dengan pengalaman berwirausaha. Pengalaman berwirausaha yang dilalui tidak hanya pengalaman manis, pasti ada pula pengalaman pahit. Disinilah kunci sukses yang harus dimiliki seorang wirausaha, pengalaman pahit yang dialami apabila tidak dibarengi dengan kematangan jiwa wirausaha, kemauan yang kuat, kerja keras, dan ketengangan akan mengakibatkan semakin pahit kejadian yang deialami dan tidak sedikit yang berujung pada kegagalan. Namun sebaliknya, bagi yang memiliki kunci sukses dalam berwirausaha, pengalaman pahit merupakan batu loncatan dalam meningkatkan motivasi, kerja keras, dan kemauan untuk selalu berpikir kreatif di bidang usaha yang dijalani.
Keberhasilan dalam berwirausaha merupakan kenikmatan yang sangat sulit untuk dibayangkan tetapi mudah untuk diraih apabila dalam berwirausaha keberadaan rasa putus asa dibuang jauh-jauh dan diganti dengan konsistensi, kunci sukses, serta dibarengi dengan do’a agar jiwa kita tenang dan semakin kuat jiwa wirausaha yang dimiliki. “Pil pahit (obat) banyak yang menyembuhkan orang dari sakit apabila dikonsumsi sesuai aturan, begitu pula pengalaman pahit yang dapat mengangkat martabat orang apabila dihadapi dengan cara yang benar”.
Minggu, 10 Januari 2010
Metode Transportasi
Persoalan transportasi membahas masalah pendistribusian suatu komoditas atau produk dari sejumlah sumber (supply) kepada sejumlah tujuan (destination, demand), dengan tujuan meminimumkan ongkos pengangkutan yang terjadi. Menurut Biegel, transportasi adalah suatu pengaturan yang berhubungan dengan pelaksanaan pendistribusian yang lebih ekonomis dari produk-produk (barang-barang) yang dihasilkan di beberapa pabrik dan keperluan untuk penempatannya dalam gudang yang lokasinya berbeda. Dengan kata lain, kita mempunyai persoalan untuk menetapkan suatu rencana pengiriman bagi distribusi produk antara pabrik dengan gudang dalam satu pabrik terpadu.
Masalah transportasi membahas pendistribusian suatu komoditas dari sejumlah sumber (supply) ke sejumlah tujuan (demand) dengan tujuan untuk meminimumkan biaya yang terjadi dari kegiatan tersebut, karena ide dasar dari masalah transportasi adalah meminimasi biaya total transportasi. Ciri dari masalah transportasi antara lain :
1. Terdapat sejumlah sumber dan sejumlah tujuan
2. Kuantitas komoditas sumber/tujuan besarnya tertentu
3. Jumlah pengiriman komoditas sesuai kapasitas sumber atau tujuan
4. Biaya yang terjadi besarnya tertentu
Masalah penugasan (assignment problem), seperti juga masalah transportasi merupakan suatu kasus khusus yang ditemui dalam Linier programming. Dalam masalah penugasan kita akan mendelegasikan sejumlah tugas (assignment) kepada sejumlah penerima tugas (assignee) dalam basis satu-satu. Jadi, pada masalah penugasan ini diasumsikan bahwa jumlah assignment sama dengan jumlah assignee. Jadi, data pokok pertama yang harus dimiliki dalam menyelesaikan suatu masalah penugasan adalah jumlah assignee dan jumlah assignment.
Selain data jumlah assignee dan jumlah assignment yang terlibat, data lain yang biasa diperlukan adalah besar kerugian yang ditimbulkan atau besar keuntungan yang didapatkan oleh setiap assignee dalam menyelesaikan setiap assignment.
Sedangkan tujuan yang ingin dicapai dalam menyelesaikan masalah ini adalah berusaha untuk menjadwalkan setiap assignee pada suatu assignment sedemikian rupa sehingga kerugian yang ditimbulkan minimal atau keuntungan yang didapatkan maksimal.
Yang dimaksud dengan kerugian dalam masalah ini adalah biaya dan waktu. Sedangkan yang termasuk dalam keuntungan diantaranya adalah pendapatan, laba, dan nilai kemenangan. Dari sini terlihat bahwa secara garis besar ada dua jenis masalah assignment, yaitu masalah minimasi dan masalah maksimasi.
Metode yang digunakan dalam Metode Transportasi
Dalam metode transportasi terdapat beberapa cara untuk memecahkan permasalahan yang timbul. Metode tersebut antara lain :
a. Metode Northwest Corner
metode ini digunakan untuk menyelesaikan permasalahan transportasi dengan cara pengalokasian yang dimulai dari kotak paling kiri atas yaitu pengalokasian sebanyak mungkin selama tidak melanggar batasan yang ada, yaitu sejumlah supply dan demand-nya. Pengalokasian dilakukan menurun kebawah setelah itu ke kolom berikutnya sampai terpenuhi seluruh supply dan demand-nya.
b. Metode Least Cost
Metode ini adalah metode yang pengalokasiannya dimulai pada kotak dengan biaya terendah dan dilanjutkan dengan kotak biaya terendah selanjutnya yang belum terpenuhi nilai demand dan supply-nya.
c. Metode Aproximasi Vogel (VAM)
Metode ini adalah metode yang pengalokasiannya dimulai dengan menentukan nilai selisih antara kotak dengan biaya terendah dan kotak dengan biaya terendah berikutnya untuk setiap baris dan kolom (selajutnya kita sebut nilai selisih atau nilai Penalty). Selajutnya dipilih baris atau kolom dengan nilai selisih terbesar, dan dilakukan pengalokasian pada kotak dengan biaya terendah.
d. Metode Aproksimasi Russel
Metode ini adalah suatu metode yang pengalokasiannya dimulai dengan menetukan nilai u1 untuk setiap baris yang masih mungkin dilakukan pengalokasian dan nilai V1 untuk setiap kolom yang masing mungkin dilakukan pengalokasian. Nilai u1 yang biaya terbesar pada suatu baris dari kotak-kotak yang masih dilakukan pengalokasian, nilai V1 adalah biaya terbesar pada suatu kolom dari kotak-kotak yang masih dilakukan pengalokasian. Kemudian dilakukan perhitungan nilai untuk setiap kotak yang masih mungkin dilakukan pengalokasian.
Masalah transportasi membahas pendistribusian suatu komoditas dari sejumlah sumber (supply) ke sejumlah tujuan (demand) dengan tujuan untuk meminimumkan biaya yang terjadi dari kegiatan tersebut, karena ide dasar dari masalah transportasi adalah meminimasi biaya total transportasi. Ciri dari masalah transportasi antara lain :
1. Terdapat sejumlah sumber dan sejumlah tujuan
2. Kuantitas komoditas sumber/tujuan besarnya tertentu
3. Jumlah pengiriman komoditas sesuai kapasitas sumber atau tujuan
4. Biaya yang terjadi besarnya tertentu
Masalah penugasan (assignment problem), seperti juga masalah transportasi merupakan suatu kasus khusus yang ditemui dalam Linier programming. Dalam masalah penugasan kita akan mendelegasikan sejumlah tugas (assignment) kepada sejumlah penerima tugas (assignee) dalam basis satu-satu. Jadi, pada masalah penugasan ini diasumsikan bahwa jumlah assignment sama dengan jumlah assignee. Jadi, data pokok pertama yang harus dimiliki dalam menyelesaikan suatu masalah penugasan adalah jumlah assignee dan jumlah assignment.
Selain data jumlah assignee dan jumlah assignment yang terlibat, data lain yang biasa diperlukan adalah besar kerugian yang ditimbulkan atau besar keuntungan yang didapatkan oleh setiap assignee dalam menyelesaikan setiap assignment.
Sedangkan tujuan yang ingin dicapai dalam menyelesaikan masalah ini adalah berusaha untuk menjadwalkan setiap assignee pada suatu assignment sedemikian rupa sehingga kerugian yang ditimbulkan minimal atau keuntungan yang didapatkan maksimal.
Yang dimaksud dengan kerugian dalam masalah ini adalah biaya dan waktu. Sedangkan yang termasuk dalam keuntungan diantaranya adalah pendapatan, laba, dan nilai kemenangan. Dari sini terlihat bahwa secara garis besar ada dua jenis masalah assignment, yaitu masalah minimasi dan masalah maksimasi.
Metode yang digunakan dalam Metode Transportasi
Dalam metode transportasi terdapat beberapa cara untuk memecahkan permasalahan yang timbul. Metode tersebut antara lain :
a. Metode Northwest Corner
metode ini digunakan untuk menyelesaikan permasalahan transportasi dengan cara pengalokasian yang dimulai dari kotak paling kiri atas yaitu pengalokasian sebanyak mungkin selama tidak melanggar batasan yang ada, yaitu sejumlah supply dan demand-nya. Pengalokasian dilakukan menurun kebawah setelah itu ke kolom berikutnya sampai terpenuhi seluruh supply dan demand-nya.
b. Metode Least Cost
Metode ini adalah metode yang pengalokasiannya dimulai pada kotak dengan biaya terendah dan dilanjutkan dengan kotak biaya terendah selanjutnya yang belum terpenuhi nilai demand dan supply-nya.
c. Metode Aproximasi Vogel (VAM)
Metode ini adalah metode yang pengalokasiannya dimulai dengan menentukan nilai selisih antara kotak dengan biaya terendah dan kotak dengan biaya terendah berikutnya untuk setiap baris dan kolom (selajutnya kita sebut nilai selisih atau nilai Penalty). Selajutnya dipilih baris atau kolom dengan nilai selisih terbesar, dan dilakukan pengalokasian pada kotak dengan biaya terendah.
d. Metode Aproksimasi Russel
Metode ini adalah suatu metode yang pengalokasiannya dimulai dengan menetukan nilai u1 untuk setiap baris yang masih mungkin dilakukan pengalokasian dan nilai V1 untuk setiap kolom yang masing mungkin dilakukan pengalokasian. Nilai u1 yang biaya terbesar pada suatu baris dari kotak-kotak yang masih dilakukan pengalokasian, nilai V1 adalah biaya terbesar pada suatu kolom dari kotak-kotak yang masih dilakukan pengalokasian. Kemudian dilakukan perhitungan nilai untuk setiap kotak yang masih mungkin dilakukan pengalokasian.
Linear programming
Linear programming atau program linier diawali oleh George B. Dantzig, yang berhasil menemukan metode untuk menyelesaikan masalah program linier dengan banyak variabel keputusan. Dantzig bekerja pada penelitian teknik matematik untuk memecahkan masalah logistik militer ketika ia dipekerjakan oleh Angkatan Udara Amerika Serikat selama Perang Dunia II. Penelitiannya didukung oleh ahli-ahli lain seperti J. Von Neumann, L. Hurwicz, dan T. C. Koopmans, yang bekerja pada subyek yang sama. Nama asli teknik yang digunakan adalah program saling ketergantungan kegiatan-kegiatan dalam suatu struktur linier yang kemudian disingkat menjadi program linier (Sri Mulyono, 2002). Program linier memiliki berbagai macam pengertian yaitu :
1. Program linier merupakan suatu model umum yang dapat digunakan dalam pemecahan pengalokasian sumber-sumber yang terbatas secara optimal. Masalah tersebut timbul apabila seseorang diharuskan untuk memilih atau menentukan tingkat setiap kegiatan yang akan dilakukan, dimana masing-masing kegiatan membutuhkan sumber yang sama sedangkan jumlahnya terbatas (Subagyo,2000).
2. Program linier berasal dari kata pemograman dan linier. Pemrograman artinya perencanaan dan linier berarti bahwa fungsi-fungsi yang digunakan merupakan fungsi linier. Jadi, program linier adalah suatu teknik perencanaan yang bersifat analitis yang analisisnya memakai model matematika, dengan tujuan menemukan beberapa kombinasi alternatif pemecahan masalah dan kemudian dipilih yang terbaik diantaranya dalam rangka menyusun langkah-langkah kebijaksanaan lebih lanjut tentang alokasi sumber daya dan dana yang terbatas guna mencapai tujuan dan sasaran yang diinginkan secara optimal (Media Anugerah Ayu, 1996).
3. Program linier merupakan salah satu teknik penelitian operasional yang digunakan paling luas dan diketahui dengan baik dan berupa metode matematik yang berfungsi mengalokasikan sumber daya yang langka untuk mencapai tujuan tunggal seperti memaksimumkan keuntungan dan meminimumkan biaya. Program linier bayak diterapkan dalam membantu menyelesaikan masalah ekonomi, industri, militer, dan sosial. Program linier berkaitan dengan penjelasan suatu dunia nyata sebagai suatu model matematik yang terdiri atas sebuah fungsi tujuan dan sistem kendala linier (Sri Mulyono, 2002).
1. Program linier merupakan suatu model umum yang dapat digunakan dalam pemecahan pengalokasian sumber-sumber yang terbatas secara optimal. Masalah tersebut timbul apabila seseorang diharuskan untuk memilih atau menentukan tingkat setiap kegiatan yang akan dilakukan, dimana masing-masing kegiatan membutuhkan sumber yang sama sedangkan jumlahnya terbatas (Subagyo,2000).
2. Program linier berasal dari kata pemograman dan linier. Pemrograman artinya perencanaan dan linier berarti bahwa fungsi-fungsi yang digunakan merupakan fungsi linier. Jadi, program linier adalah suatu teknik perencanaan yang bersifat analitis yang analisisnya memakai model matematika, dengan tujuan menemukan beberapa kombinasi alternatif pemecahan masalah dan kemudian dipilih yang terbaik diantaranya dalam rangka menyusun langkah-langkah kebijaksanaan lebih lanjut tentang alokasi sumber daya dan dana yang terbatas guna mencapai tujuan dan sasaran yang diinginkan secara optimal (Media Anugerah Ayu, 1996).
3. Program linier merupakan salah satu teknik penelitian operasional yang digunakan paling luas dan diketahui dengan baik dan berupa metode matematik yang berfungsi mengalokasikan sumber daya yang langka untuk mencapai tujuan tunggal seperti memaksimumkan keuntungan dan meminimumkan biaya. Program linier bayak diterapkan dalam membantu menyelesaikan masalah ekonomi, industri, militer, dan sosial. Program linier berkaitan dengan penjelasan suatu dunia nyata sebagai suatu model matematik yang terdiri atas sebuah fungsi tujuan dan sistem kendala linier (Sri Mulyono, 2002).
Konsep Dasar Line Balancing
Line balancing merupakan metode penugasan sejumlah pekerjaan ke dalam stasiun-stasiun kerja yang saling berkaitan/berhubungan dalam suatu lintasan atau lini produksi sehingga setiap stasiun kerja memiliki waktu yang tidak melebihi waktu siklus dari stasiun kerja tersebut. Menurut Gasperz (2000), line balancing merupakan penyeimbangan penugasan elemen-elemen tugas dari suatu assembly line ke work stations untuk meminimumkan banyaknya work station dan meminimumkan total harga idle time pada semua stasiun untuk tingkat output tertentu, yang dalam penyeimbangan tugas ini, kebutuhan waktu per unit produk yang di spesifikasikan untuk setiap tugas dan hubungan sekuensial harus dipertimbangkan
Selain itu dapat pula dikatakan bahwa line balancing sebagai suatu teknik untuk menentukan product mix yang dapat dijalankan oleh suatu assembly line untuk memberikan fairly consistent flow of work melalui assembly line itu pada tingkat yang direncanakan.
Assembly line itu sendiri adalah suatu pendekatan yang menempatkan fabricated parts secara bersama pada serangkaian workstations yang digunakan dalam lingkungan repetitive manufacturing atau dengan pengertian yang lain adalah sekelompok orang dan mesin yang melakukan tugas-tugas sekuensial dalam merakit suatu produk. Sedangkan idle time adalah waktu dimana operator/sumber-sumber daya seperti mesin, tidak menghasilkan produk karena: setup, perawatan (maintenance), kekurangan material, kekurangan perawatan, atau tidak dijadwalkan.
Tujuan line balancing adalah untuk memperoleh suatu arus produksi yang lancar dalam rangka memperoleh utilisasi yang tinggi atas fasilitas, tenaga kerja, dan peralatan melalui penyeimbangan waktu kerja antar work station, dimana setiap elemen tugas dalam suatu kegiatan produk dikelompokkan sedemikian rupa dalam beberapa stasiun kerja yang telah ditentukan sehingga diperoleh keseimbangan waktu kerja yang baik. Permulaan munculnya persoalan line balancing berasal dari ketidak seimbangan lintasan produksi yang berupa adanya work in process pada beberapa workstation.
Persyaratan umum yang harus digunakan dalam suatu keseimbangan lintasan produksi adalah dengan meminimumkan waktu menganggur (idle time) dan meminimumkan pula keseimbangan waktu senggang (balance delay). Sedangkan tujuan dari lintasan produksi yang seimbang adalah sebagai berikut:
1. Menyeimbangkan beban kerja yang dialokasikan pada setiap workstation sehingga setiap workstation selesai pada waktu yang seimbang dan mencegah terjadinya bottle neck. Bottle neck adalah suatu operasi yang membatasi output dan frekuensi produksi.
2. Menjaga agar pelintasan perakitan tetap lancar.
3. Meningkatkan efisiensi atau produktifitas.
Metode Line Balancing
Dalam penyelesaian soal dengan menggunakan line balancing, dikenal 3 metode, yaitu :
1. Metode Heuristic, yaitu suatu metode yang berdasarkan pengalaman, intuisi atau aturan-aturan empiris untuk memperoleh solusi yang lebih baik daripada solusi yang telah dicapai sebelumnya, yang terdiri atas:
a. Ranked Positional Weight/Hegelson and Birine
b. Kilbridge`s and Waste/Region Approach
c. Large Candidate Rule
d. Al Arcu`s
2. Metode Analitic atau matematis, yaitu metode penggambaran dunia nyata melalui simbol-simbol matematis berupa persamaan dan pertidaksamaan. Yang termasuk metode ini adalah Branch and Bound.
3. Metode Simulasi, yaitu metode yang meniru tingkah laku sistem dengan mempelajari interaksi komponen-komponennya. Karena tidak memerlukan fungsi-fungsi matematis secara eksplisit untuk merelasikan variabel-variabel sistem, maka model-model simulasi ini dapat digunakan untuk memecahkan sistem kompleks yang tidak dapat diselesaikan secara matematis.
a. CALB (Computer Assembly Line Balancing or Computer Aided Line Balancing)
b. ALBACA (Assembly Line Balancing and Control Activity)
c. COMSOAL (Computer Method or Saumming Operation for Assemble)
Selain itu dapat pula dikatakan bahwa line balancing sebagai suatu teknik untuk menentukan product mix yang dapat dijalankan oleh suatu assembly line untuk memberikan fairly consistent flow of work melalui assembly line itu pada tingkat yang direncanakan.
Assembly line itu sendiri adalah suatu pendekatan yang menempatkan fabricated parts secara bersama pada serangkaian workstations yang digunakan dalam lingkungan repetitive manufacturing atau dengan pengertian yang lain adalah sekelompok orang dan mesin yang melakukan tugas-tugas sekuensial dalam merakit suatu produk. Sedangkan idle time adalah waktu dimana operator/sumber-sumber daya seperti mesin, tidak menghasilkan produk karena: setup, perawatan (maintenance), kekurangan material, kekurangan perawatan, atau tidak dijadwalkan.
Tujuan line balancing adalah untuk memperoleh suatu arus produksi yang lancar dalam rangka memperoleh utilisasi yang tinggi atas fasilitas, tenaga kerja, dan peralatan melalui penyeimbangan waktu kerja antar work station, dimana setiap elemen tugas dalam suatu kegiatan produk dikelompokkan sedemikian rupa dalam beberapa stasiun kerja yang telah ditentukan sehingga diperoleh keseimbangan waktu kerja yang baik. Permulaan munculnya persoalan line balancing berasal dari ketidak seimbangan lintasan produksi yang berupa adanya work in process pada beberapa workstation.
Persyaratan umum yang harus digunakan dalam suatu keseimbangan lintasan produksi adalah dengan meminimumkan waktu menganggur (idle time) dan meminimumkan pula keseimbangan waktu senggang (balance delay). Sedangkan tujuan dari lintasan produksi yang seimbang adalah sebagai berikut:
1. Menyeimbangkan beban kerja yang dialokasikan pada setiap workstation sehingga setiap workstation selesai pada waktu yang seimbang dan mencegah terjadinya bottle neck. Bottle neck adalah suatu operasi yang membatasi output dan frekuensi produksi.
2. Menjaga agar pelintasan perakitan tetap lancar.
3. Meningkatkan efisiensi atau produktifitas.
Metode Line Balancing
Dalam penyelesaian soal dengan menggunakan line balancing, dikenal 3 metode, yaitu :
1. Metode Heuristic, yaitu suatu metode yang berdasarkan pengalaman, intuisi atau aturan-aturan empiris untuk memperoleh solusi yang lebih baik daripada solusi yang telah dicapai sebelumnya, yang terdiri atas:
a. Ranked Positional Weight/Hegelson and Birine
b. Kilbridge`s and Waste/Region Approach
c. Large Candidate Rule
d. Al Arcu`s
2. Metode Analitic atau matematis, yaitu metode penggambaran dunia nyata melalui simbol-simbol matematis berupa persamaan dan pertidaksamaan. Yang termasuk metode ini adalah Branch and Bound.
3. Metode Simulasi, yaitu metode yang meniru tingkah laku sistem dengan mempelajari interaksi komponen-komponennya. Karena tidak memerlukan fungsi-fungsi matematis secara eksplisit untuk merelasikan variabel-variabel sistem, maka model-model simulasi ini dapat digunakan untuk memecahkan sistem kompleks yang tidak dapat diselesaikan secara matematis.
a. CALB (Computer Assembly Line Balancing or Computer Aided Line Balancing)
b. ALBACA (Assembly Line Balancing and Control Activity)
c. COMSOAL (Computer Method or Saumming Operation for Assemble)
Konsep Dasar CPM/PERT
Menurut Bronson, penjadwalan sebuah proyek (sepanjang waktu) dilakukan dengan sedikit perencanaan, alat “perencanaan” yang paling dikenal saat itu adalah bagan batang Gantt (Gantt barchart) yang menyatakan waktu awal dan akhir untuk setiap kegiatan dari satu waktu horisontal.
Manajeman proyek telah berkembang sebagai satu bidang baru dengan dikembangkan dua teknik analitis untuk perencanaan, penjadwalan, dan pengendalian proyek, keduanya adalah Critical Path Method (CPM/ Metode Jalur Kritis) dan Project Evaluation and Review Technique (PERT/teknik evalusi dan pengulangan proyek).
CPM (Critical Path Method) adalah suatu teknik analitis untuk perencanaan, penjadwalan dan pengendalian proyek dengan metode jalur kritis dengan taksiran tunggal untuk lama suatu aktifitas.
PERT (Project Evaluation and Review Technique) adalah teknik untuk mengasumsikan ketidakpastian lama waktu aktifitas yang digambarkan dengan probabilitas tertentu dan memerlukan tiga taksiran untuk satu lama aktifitas, yaitu waktu yang paling mungkin, waktu minimum dan waktu maksimum.
PERT dan CPM pada dasarnya merupakan metode-metode yang berorientasi pada waktu dalam arti bahwa keduanya mengarah pada penentuan sebuah jadwal, walaupun dikembangkan secara independent keduanyan secara mengejutkan sangat serupa, kemungkinan perbedaan yang terpenting adalah bahwa pada awalnya estimsi waktu untuk kegiatan-kegiatan berasumsikan bersifat determonistik dalam CPM dan PERT.
Manfaat CPM dan PERT :
1. Mengoptimumkan efisiensi pelaksanaan proyek yang bersangkutan.
2. Dicapainya penurunan terbesar dalam waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek yang bersangkutan sambil tetap mempertahankan kelayakan ekonomi dari penggunaan sumber daya yang tersedia.
Untuk analisis proyek menggunakan CPM dan PERT, harus diasumsikan 3 sifat proyek berikut :
1. Proyek terdiri atas aktifitas-aktifitas yang terdefinisi dengan jelas.
2. Setiap aktifitas bisa dimulai dan diakhiri tanpa tercampur dengan aktifitas lain.
3. Setiap aktifitas terkait dengan urutan pelaksanaan satu sama lain.
Manajeman proyek telah berkembang sebagai satu bidang baru dengan dikembangkan dua teknik analitis untuk perencanaan, penjadwalan, dan pengendalian proyek, keduanya adalah Critical Path Method (CPM/ Metode Jalur Kritis) dan Project Evaluation and Review Technique (PERT/teknik evalusi dan pengulangan proyek).
CPM (Critical Path Method) adalah suatu teknik analitis untuk perencanaan, penjadwalan dan pengendalian proyek dengan metode jalur kritis dengan taksiran tunggal untuk lama suatu aktifitas.
PERT (Project Evaluation and Review Technique) adalah teknik untuk mengasumsikan ketidakpastian lama waktu aktifitas yang digambarkan dengan probabilitas tertentu dan memerlukan tiga taksiran untuk satu lama aktifitas, yaitu waktu yang paling mungkin, waktu minimum dan waktu maksimum.
PERT dan CPM pada dasarnya merupakan metode-metode yang berorientasi pada waktu dalam arti bahwa keduanya mengarah pada penentuan sebuah jadwal, walaupun dikembangkan secara independent keduanyan secara mengejutkan sangat serupa, kemungkinan perbedaan yang terpenting adalah bahwa pada awalnya estimsi waktu untuk kegiatan-kegiatan berasumsikan bersifat determonistik dalam CPM dan PERT.
Manfaat CPM dan PERT :
1. Mengoptimumkan efisiensi pelaksanaan proyek yang bersangkutan.
2. Dicapainya penurunan terbesar dalam waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek yang bersangkutan sambil tetap mempertahankan kelayakan ekonomi dari penggunaan sumber daya yang tersedia.
Untuk analisis proyek menggunakan CPM dan PERT, harus diasumsikan 3 sifat proyek berikut :
1. Proyek terdiri atas aktifitas-aktifitas yang terdefinisi dengan jelas.
2. Setiap aktifitas bisa dimulai dan diakhiri tanpa tercampur dengan aktifitas lain.
3. Setiap aktifitas terkait dengan urutan pelaksanaan satu sama lain.
Manusia & Pandangan Hidup
Dalam ilmu eksakta, manusia dipandang sebagai kumpulan dari partikel-partikel atom yang membentuk jaringan-jaringan sistem yang dimiliki manusia (ilmu kimia), manusia merupakan kumpulan dari berbagai sistem fisik yang saling terkait satu sama lain dan merupakan kumpulan dan merupakan kumpulan dari energi (ilmu fisika), manusia merupakan makhluk biologis yang tergolong dalam golongan mamalia (biologi).
Unsur” yang membangun manusia :
- Id - Ruh
- Ego - Nafs
Pandangan hidup merupakan pedapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan, petunjuk hidup di dunia. Pandangan hidup seseorang timbul dari banyaknya proses pengalaman hidup yang mereka alami, yang menyebabkan pandangan hidup seseorang dapat berkembang seiring waktu yang berjalan.
Klasifikasi pandangan hidup:
1. Pandangan Hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya. Agama (bahasa Inggris: Religion, yang berasal dari bahasa latin religare, yang berarti “menambatkan”) yaitu sebuah institusi dengan keanngotaan yang diakui dan biasa berkumpul bersama untuk beribadah, dan menerima sebuah paket doktrin yang menawarkan hal yang terkait dengan sikap yang harus diambil oleh individu untuk mendapatkan kebahagiaan sejati.
2. Pandangan hidup yang berupa ideologi, disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada negara tersebut Macam-macam norma di Indonesia :
- Norma adat
- Norma kesusilaan
- Norma agama
- Norma kesopanan
3. Pandangan hidup hasil renungan, yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya. Pandangan hidup hasil renungan merupakan buah pikir dari individu yang menganut pandangan hidup tersebut.
Unsur” Pandangan Hidup:
1. Cita-cita adalah keinginan, harapan, tujuan yang selalu ada dalam pikiran (kamus umum Bahasa Indonesia). Cita-cita merupakan pandangan masa depan, merupakan pandangan hidup yang akan datang. Apabila cita-cita tidak mungkin atau belum mungkin terpenuhi, maka cita-cita itu disebut angan-angan.
Faktor” yang mempengaruhi seseorang memperoleh apa yang dicita-citakan :
• Faktor Manusia • Faktor Tingginya Cita-cita
• Faktor Kondisi
2. Kebajikan atau kebaikan atau perbuatan yang mendatangkan kebaikan pada hakikatnya sama dengan perbuatan moral, perbuatan yang sesuai dengan norma-norma agama atau etika. Manusia berbuat baik, karena menurut kodratnya manusia itu baik dan bermoral. Atas dorongan suara hatinya, manusia cenderung berbuat baik.
3. Sikap hidup ialah keadaan hati dalam menghadapi hidup. Sikap ialah kesesuaian reaksi terhadap kategori stimulus tertentu, sikap seringkali dihadapkan dengan rangsang sosial atau reaksi yang bersifat emosional. Sikap dapat dibentuk sesuai kemauan yang membentuknya.
Unsur” yang membangun manusia :
- Id - Ruh
- Ego - Nafs
Pandangan hidup merupakan pedapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan, petunjuk hidup di dunia. Pandangan hidup seseorang timbul dari banyaknya proses pengalaman hidup yang mereka alami, yang menyebabkan pandangan hidup seseorang dapat berkembang seiring waktu yang berjalan.
Klasifikasi pandangan hidup:
1. Pandangan Hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya. Agama (bahasa Inggris: Religion, yang berasal dari bahasa latin religare, yang berarti “menambatkan”) yaitu sebuah institusi dengan keanngotaan yang diakui dan biasa berkumpul bersama untuk beribadah, dan menerima sebuah paket doktrin yang menawarkan hal yang terkait dengan sikap yang harus diambil oleh individu untuk mendapatkan kebahagiaan sejati.
2. Pandangan hidup yang berupa ideologi, disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada negara tersebut Macam-macam norma di Indonesia :
- Norma adat
- Norma kesusilaan
- Norma agama
- Norma kesopanan
3. Pandangan hidup hasil renungan, yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya. Pandangan hidup hasil renungan merupakan buah pikir dari individu yang menganut pandangan hidup tersebut.
Unsur” Pandangan Hidup:
1. Cita-cita adalah keinginan, harapan, tujuan yang selalu ada dalam pikiran (kamus umum Bahasa Indonesia). Cita-cita merupakan pandangan masa depan, merupakan pandangan hidup yang akan datang. Apabila cita-cita tidak mungkin atau belum mungkin terpenuhi, maka cita-cita itu disebut angan-angan.
Faktor” yang mempengaruhi seseorang memperoleh apa yang dicita-citakan :
• Faktor Manusia • Faktor Tingginya Cita-cita
• Faktor Kondisi
2. Kebajikan atau kebaikan atau perbuatan yang mendatangkan kebaikan pada hakikatnya sama dengan perbuatan moral, perbuatan yang sesuai dengan norma-norma agama atau etika. Manusia berbuat baik, karena menurut kodratnya manusia itu baik dan bermoral. Atas dorongan suara hatinya, manusia cenderung berbuat baik.
3. Sikap hidup ialah keadaan hati dalam menghadapi hidup. Sikap ialah kesesuaian reaksi terhadap kategori stimulus tertentu, sikap seringkali dihadapkan dengan rangsang sosial atau reaksi yang bersifat emosional. Sikap dapat dibentuk sesuai kemauan yang membentuknya.
Langganan:
Postingan (Atom)